Dan aku membuka mata disaat matahari masih terlelap
Masih samar ketika ku mencoba meraih konsentrasi
Dahi ini berlipat dalam beberapa menit
Tubuh terasa kaku dan tak ada daya selain istighfar
Masih teringat beberapa jam yang lalu
Aku berada di sebuah desa samping kota dengan angin khasnya
Menjadi pemegang waktu untuk aktivitas 50 anak
Sambil meraih air di samping ranjang
Aku tetap memanggil nama Tuhanku
Allah.. Allah..
Satu sentimeter lagi menuju sentuhan gelas cantik
Aku terkejut dengan kehadiran wanita paruh baya
Berbusana putih-putih seraya tersenyum padaku
Hangat, hangat sekali
Dengan cekatan, wanita itu datang dan duduk di dekatku
Aku memanggilnya : UMI
Diajaknya aku berdo'a pada Sang Pemberi Kekuatan
Lalu aku kembali ke ranjang dan meneruskan waktu istirahatku
Ditemani umi dengan suara tilawahnya, tak jauh dari ranjangku
Aku benar-benar melihanya
Melihat rasa sayangnya padaku. Padaku. PADAKU
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Dan aku sudah tak berdaya untuk tak memejamkan mataku
Mata yang sedari 3 hari ini ingin sekali berteriak kesakitan
Mata yang terus diajak berlari mengejar sebuah kenangan
Dan mata yang selalu dikecupnya setiap malamnya
Aku bermimpi di hangatkan lampu dan selimut sangat tebal
Mencoba menyingkirkan apapun yang menghalangi waktu tidurku
Sampai pada saat matahari menyorotku seakan membangunkanku dengan cepat
Karena adzan shubuh sudah lewat sekitar satu setengah jam yang lalu
Mulai membuka mata untuk kedua kalinya
Dan lagi, umi duduk di samping ranjangku
Aku melihat jam di dinding, pukul 5.55
Aku mengerti, aku tidak diizinkan pergi sekolah olehnya
Aku shubuh dengan langkah yang sangat lemah
Usainya, umi menyiapkan makanan di depan tv
Dan aku merasa ada kekuatan cinta darinya
Aku benar-benar memeluknya hari itu
"Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa.. Terimakasih untuk setiap hari, umi :D"