25/07/10

Dalam satu labirin cinta
Labirin menuju persahabatan

Geraian tirai abadi
Lipatan senyuman
Dalam dimensi waktu

Sahabatku,
Waktu ini
Yang akan memisahkan kita

Sahabatku,
Cinta ini
Yang akan memisahkan kita

Dan sahabatku,
Rindu ini
Yang akan memisahkan kita

Jikalau,
Aku berdusta
Akan butiran janji-janji
Padamu
Aku ingin,
Bawalah aku
Kembali padamu
Dan merebahkan labirin ini
Pada hatiku lagi

19/07/10

Ketika cerita lama di atas awan
Ketika waktu berputar tidak pada porosnya
Ketika kau ada
Ketika aku dianggap tiada

Ini cerita lama
Kau dan aku bergerak bersama
Dia yang orang lain
Diam
Diam seribu bahasa
Acuh akan gerakan-gerakan kau dan aku
Semua terasa biasa saja
Cerita lama yang biasa saja
Tersimpan rapi pada sejarah kehidupan

Berjalan seiring tanggal kehidupan
Sutera tak lagi halus
Tulang tak lagi putih
Dan orang lain tak lagi diam

Kau terkesima dan aku terharu
Dia yang orang lain
Kini tak lagi diam

Rencana yang matang
Kini telah basi
Di makan lelucon
Di lahap api

Dia yang orang lain
Merasuki rencana basi kau dan aku
Hanya mendengar yang bersuara
Dan melihat yang bergerak
Dia yang orang lain
Belum melihat apa-apa

Dia yang orang lain
Tidak hanya merasuki tapi juga menghuni
Busuk! Terkutuk!
Dia yang orang lain
Berkicau atas dasar ketidaktahuan sebuah rencana basi
Ah cerita lama yang biasa saja

Sekarang
Ketika waktu kembali berputar pada porosnya
Ketika kau, aku dan dia yang orang lain ada

Sekarang apa yang terjadi?
Dia yang orang lain
Mengangkat nasib kau dan aku
Kau terkesima dan aku terharu

Dia yang orang lain
Puaskah?
Setelah memberi semua racun pada yang lain
Setelah memberi tanggal pada yang lain
Setelah memberi kematian pada yang lain
Dia yang orang lain
Pecundang!

Terlanjur
Kini kau dianggap tiada
Ini cerita lama yang biasa saja
Cerita lama atas nama fitnah

08/07/10

Hari pertama
Ku melihat dirimu berlari kecil
Menggoyangkan seluruh badanmu
Agar terlihat menarik di mataku

Hari kedua
Dirimu menghampiriku
Kita bertemu di satu tebing suci
Ah, kenangan kita

Hari ketiga
Tanpa dirimu yang lincah
Tanpa dirimu yang ramah
Walau tersimpan sejuta rasa tentangmu

Hari keempat
Aku tak berjumpa denganmu
Kau mengingkari janjiku
Kamu membuatku kecewa dan terluka

Hari kelima
Hari yang begitu menyiksa untukku
Aku tak melihat keceriaan matamu
Tak merasakan semua rasa untukmu

Hari kelima
Aku merasakan kau semakin jauh
Larian kecilmu seolah lambang
Antara waktu antara kita

Hari keenam
Pupus sudah harapan ku tentang mu
Cahaya mata yang selalu kau pancarkan
Sudah redup di makan waktu
Mata yang seringkali ku banggakan
Akan menjadi sampah lain waktu
Getaran akibat lirikan matamu
Akan pudar dan terhempas dari udara

Hari ketujuh
Aku mulai tak peduli pada dirimu
Yang mulai mendekati diriku lagi
Kali ini tatapan matamu
Ku serap lewat mata menuju hatiku
Ah, bahaya

Matamu kembali mengisi labirin hati
Entah
Aku melihat mata yang lain darimu
Mata keemasan
Seperti sebuah keikhlasan
Aku tidak bohong
Matamu begitu menyilaukan
Keemasan itu membuatku
Tetap rindu padamu
Walau aku tau
Dirimu tak sesempurna matamu

Beribu cahaya kasihmu
Beribu belaian sayangmu
Takkan terbayang
Tak kan terhitung

Lembaran putih di nafasku
Kau yang menghiasnya
Noda hitam di hidupku
Kau yang menghapusnya

Alunan musik mengalun
Seiringnya kecupan di hatiku
Lantunan puisi mengalir
Seiringnya petuah terucap

Terbuaiku dalam haru
Atas semuanya
Yang kau berikan
Hanya untukku

Kau yang ku banggakan
Kau yang ku harapkan
Untuk menuntunku
Lewati arum jeram dunia

Teman Lila