30/07/12

Betapa kekuatan rantaian kata itu membuatmu terbangun dari tidurmu semalam
Kau berusaha untuk tidak sholeh sendirian di atas kosakata yang sudah dikuasai
Menjadikan selebaran agar kawan dan lawan menjadi satu kesatuan dalam majlis
Semoga tarian tanganmu menjadi satu cerita untuk genarasi Islam, kelak istimewa

Aku bercerita tentang kau yang tidak sama sekali ku kenal pada kenyataannya
Kata seutas tali, kau memiliki kekuatan hati yang tak bisa di bakar api cemburu
Kata percikan air, kau memiliki kesejukan wajah yang tak bisa di padamkan
Lalu aku mendengar alam berteriak bahwa kau memiliki aku yang tak dapat kau genggam

Untaian kata-kata dalam setiap sujudmu diaminkan oleh malaikat yang selalu bersinar
Lidah yang katanya kelu itu sepertinya hanya hasil tipuanmu untuk membuatku tertawa
Kembalilah ke sisiku, wahai pejuang Allah yang tapak kakinya menuju surga-Nya
Bawa aku menuju kekuatan kosakatamu menuju satu generasi Islam yang kelak berkualitas

29/07/12

Dedaunan kering sangat rapuh terinjak langkah sang musafir
Ular berbisa enggan menjulurkan lidahnya kala siang terik ini
Sang musafir berjalan memejamkan mata, mencari air
Udara lembut lelah bertemu dengan sang pencari jati diri

Langkahnya menuju yang ke seribu, pada tanah yang sama
Jalannya terulang, terus berulang
Mendapati seutas tali yang mengikat kerikil di sana
Dagu sang musafir semakin ingin pulang

17/07/12

Menjadikan cerita ini sebagai olesan krim pada wajah
Bahkan vitamin yang terkandung tak buatku cerah hari ini

Aku sangat sangat berbeda denganmu, kan?
Tataplah sosok jelmaan di hadapanmu ini
Aku sangat sangat berbeda denganmu, kan?

"Tolong buat mereka yakin bahwa aku bukan kamu"

14/07/12


10/07/12


Kelopak mata yang lemah ini sangat mengerti
Terutama ketika bola matanya beradu dengan cinta-Mu

Hamba ini tersorot kamera-Mu, setiap saat
Semoga dagu Hamba tak pernah terlihat dari atas


"Jalan dakwah ini tak luput dari tangan-Mu, kan?"

09/07/12

Diam bukan karena bisu
Tapi diamku memikirkanmu

Senyap bukan berarti lupa
Tapi senyapku menunggumu

Rindu bukan sekedar kata
Tapi rinduku dari hati

Pendek kata, ada pahitnya dan ada manisnya.
Mengapa "kemanisan" yang diundang
Tetapi "kepahitan" pula datang menjelma?

Jawabannya mudah tetapi tiada noktahnya...
Hikmah-hikmah menari di atas kepahitan
Dia butuh kesabaran dan ketabahanku

Aku rindu kamu yang selalu berucap
Bahwa gemerlap lampu kota Bogor itu indah dari tempatku memandang...


"Dakwah Ini Dibangun Di Atas Perjuangan Bukan Keputusasaan"

02/07/12

Ketika gerbang usang saja rela menyakiti rodanya agar terbuka lebar untuk menyambutmu
Lalu kau hanya memuliakan dirimu sendiri dengan angan-angan yang tak berpijak?

Tolong periksa lagi barisan-barisan yang kau pimpin sejenak saat pagi hari itu
Mungkin ada yang berbeda namun kau dibuat buta oleh sesuatu yang disebut SOMBONG
Aku sudah memberi percikan tinta sebagai tanda
Aku juga sudah melingkari angka-angka itu
Bahkan aku sudah menyiapkan lembar bulanan

Betapa mata ini sangat menghargai setiap menutupnya kelopak matamu
Kau bukan sembarang mulut yang asal mengeluarkan cudah dan bau
Aku pasti akan menundukkan wajah kala kau tersenyum menyentuh daguku
Sungguh mahal harganya bisa mengetahui warna rona pipi di wajahmu

Lalu aku melihatmu memilih tenggelam pada tumpukan bantal
Ku pikir, mungkin ini yang disebut hak dari sebuah pilihan
Tapi tak ku sangka, otakmu terus pada tempatku berpijak
Terimakasih, tidak melupakan kewajibanmu atas kehidupanku

Aku sudah memberi percikan tinta sebagai tanda
Aku juga sudah melingkari angka-angka itu
Bahkan aku sudah menyiapkan lembar tahunan

Mungkin sudah saatnya,
Aku yang dihargai kala menutup kepolak mataku
Aku yang bukan sembarang mengeluarkan cudah
Aku yang akan menyentuh dagu-dagu itu
Dan aku yang memperkenalkan warna rona pipiku
Pada siapa?
Pada aku-aku lain yang belum pernah terjangkau

Dan ingat wasiat ini kala kau tak mengerti
Mengapa kelak aku tenggelam pada tumpukan bantal
Sepertimu terdahulu

Teman Lila