21/09/10


Nafas itu mengejarnya
Mengelilingi senyuman-senyuman
Dari mereka
Rasakan pandangannya
Ia menatapmu

Ah
Ternyata kau memilih berpaling
Membiarkan nafas itu mengejarnya
Entah untuk siapa tatapan itu nanti
Hari kemarin

Darah segarnya bagaikan samudera cinta
Mengalir
Bisa ia rasa
Tapi kau?

Kini ia mati
Hari ini

Tentu di salahkan
Tatapan Tuhan telah kau abaikan
Nafas dan darah itu adalah titipan
Mengapa kemarin kau biarkan?

Surat dari kekasihnya
Angin itu bertanya
Inikah busana rindu?

Angin yang hari ini ulangtahun
Menulis pada pintu rindu
Bawalah pada cinta tanpa rindu

Pertanyaannya adalah
Adakah alam itu?

Now, i see and i know
That love without miss
Is impossible

And you know?
I'm birth with love
And I'm dead with miss

Since I have love
And since I have miss
I think
Love is not bullshit

Maybe
This is hard to see it
But
I'm sure
Love can make you understand
About love

Now or never

Because your choice and I'm here for you
Lets see!
The rainbow give the best love to us
Give a smile to the rainbow
Now, my dear
The rainbow wait for us

Oh, my dear
Why you so quiet?
Can you speak something?
Are you hear me?

Oh God
I'm crazy
I'm talk with dead people

08/09/10


Ketika malam itu
Kami hanyalah seorang bocah
Berusia 16 tahun
Yang seharusnya tidak perlu
Mengetahui sebuah sejarah tentang dirimu
Yang berusia 19 tahun
Entah perbedaan usia
Entah perbedaan sosial

Terungkapnya siapa dirimu
Kami yang meminta
Tapi terungkapnya aib dirimu
Bukan kami yang meminta
Kami berani bersumpah

Amarahmu telah sampai pada terangnya
Terang kami
Ketika kau goreskan segala geram
Kau tumpahkan pada dunia
Kami dapat membacanya

Busana yang dipakai pada tulisanmu
Terbaca seperti sebuah kelelahan
Akan kekuatan tabir
Yang sudah sempat memecahkan batu besar
Di eloknya labirin kehidupan
Ketika kau menadi seorang imam

Teriaklah pada dunia sebisamu
Kepalkan tangan sekuatmu
Tapi kami mohon
Rendahkan tanganmu
Agar kami dapat meraih
Telapak tanganmu
Yang bertaburan maaf

Kami meminta maafmu
Atas kelelahan dan amarah itu
Ini nyata bukan rengekan tipu

Tak perlu kami sebut namamu
Cukup dirimu yang merasa
Cukup kami yang mengingat
Namamu akan selalu terukir
Di sini
Di sebuah tali yang begitu erat
Bernamakan ukhuwah

Artikan puisi ini
Sesukamu
Kami pun akan menerima
Dengan tangan terbuka

Ya Allah, berikan puisi ini
Pada jiwa yang tenang
Pada seseorang yang telah lelah
Tersakiti hatinya
Ya Allah, saksikanlah hati-hati ini
Begitu terpojok
Begitu terasingkan
Begitu malu terhadap-Mu
Karena
Telah membuat banyak garis sayatan
Di hati salah satu Hamba-Mu

Teman Lila