15/11/11


Aku membaca surat rindumu padaku

Tergelincir mataku membaca isi hatimu
Terpaku tanganku berhenti menulis namamu

Sebut saja namaku
Ku akui rasa itu sudah ada padamu
Sesungguhnya aku pun merindukanmu

Hempaskan semua lelahmu menungguku
Terimakasih menjadikanku lebih untukmu
Begitulah arti sebuah memori lemah
Aku siap memperkuatmu untuk memorimu

Pancaran angin ini sejak awal aku bersamamu
Memanjakan setiap detik dalam kenangan
Kini ku harus berdusta demi kepergianku
Membuatmu terus berada dalam lingkar harapan
Dikelilingi oleh obor-obor sang cahaya

Sempat aku memberikan janji padamu
Dan aku tetap ingat janjimu padaku
Kita akan tetap tersenyum
Walau jarak dan waktu ini
Benar-benar membuat kita tak seperti dulu
Benar begitu adanya

Hapus air matamu perlahan
Buat aku merasa nyaman dengan keikhlasanmu
Buat aku merasa sehat dalam pikiranmu
Buat aku sejatinya menjadi seseorang yang baik
Buat aku terus mencintaimu
Wahai adikku tersayang
Aku menyayangimu lebih dari rasa sayangmu

"Tak ada seorang kakak yang membiarkan adiknya menangisi kepergiannya. Tak ada seorang kakak yang mengacuhkan rasa rindu adiknya. Dan tak ada seorang kakak yang tak mencintai adiknya sendiri. Selamat untuk para adik-kakak"

17/10/11


Dan aku membuka mata disaat matahari masih terlelap
Masih samar ketika ku mencoba meraih konsentrasi
Dahi ini berlipat dalam beberapa menit
Tubuh terasa kaku dan tak ada daya selain istighfar

Masih teringat beberapa jam yang lalu
Aku berada di sebuah desa samping kota dengan angin khasnya
Menjadi pemegang waktu untuk aktivitas 50 anak

Sambil meraih air di samping ranjang
Aku tetap memanggil nama Tuhanku
Allah.. Allah..

Satu sentimeter lagi menuju sentuhan gelas cantik
Aku terkejut dengan kehadiran wanita paruh baya
Berbusana putih-putih seraya tersenyum padaku
Hangat, hangat sekali

Dengan cekatan, wanita itu datang dan duduk di dekatku
Aku memanggilnya : UMI
Diajaknya aku berdo'a pada Sang Pemberi Kekuatan

Lalu aku kembali ke ranjang dan meneruskan waktu istirahatku
Ditemani umi dengan suara tilawahnya, tak jauh dari ranjangku
Aku benar-benar melihanya
Melihat rasa sayangnya padaku. Padaku. PADAKU
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Dan aku sudah tak berdaya untuk tak memejamkan mataku
Mata yang sedari 3 hari ini ingin sekali berteriak kesakitan
Mata yang terus diajak berlari mengejar sebuah kenangan
Dan mata yang selalu dikecupnya setiap malamnya

Aku bermimpi di hangatkan lampu dan selimut sangat tebal
Mencoba menyingkirkan apapun yang menghalangi waktu tidurku
Sampai pada saat matahari menyorotku seakan membangunkanku dengan cepat
Karena adzan shubuh sudah lewat sekitar satu setengah jam yang lalu

Mulai membuka mata untuk kedua kalinya
Dan lagi, umi duduk di samping ranjangku
Aku melihat jam di dinding, pukul 5.55
Aku mengerti, aku tidak diizinkan pergi sekolah olehnya

Aku shubuh dengan langkah yang sangat lemah
Usainya, umi menyiapkan makanan di depan tv
Dan aku merasa ada kekuatan cinta darinya
Aku benar-benar memeluknya hari itu

"Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa.. Terimakasih untuk setiap hari, umi :D"

10/10/11


Jarum jam seolah menyeret mencari titik pemberhentian
Terus berputar pada polanya seperti kehilangan tujuan
Semua berharap ia tak pernah mendapatkan tujuan
Karena apa?
Karena ketika ia berhenti, maka semua pun berhenti
Termasuk aku

Malam ini terasa sakit untuk rumput yang bergoyang
Menahan nafas hanya untuk menghemat tenaga
Angin yang berhembus mengajak main diabaikan olehnya
Ia tak berharap banyak, kecuali
Kelak telapak kaki seseorang membuatnya benar-benar mati
Termasuk aku

Kau bilang, semua ini rasanya hambar

Aku yang benar-benar berada di mulut jurang
Mengapa kau yang merasakan getarannya?
Aku benar-benar tak bisa mengingat
Kau adalah jarum jam atau rumput yang bergoyang?

Bermain dengan matanya jika kau ingin dirinya
Sentuh hatinya jika kau ingin dirinya
Buat ia tersipu jika kau ingin dirinya
Tapi,
Berikan rasa jika kau ingin menyelamatkannya

"Cerita itu telah dihapus hujan ketika kau pergi.
Maaf tidak sempat menempatkan di lahan istimewa"

08/10/11


Jemari yang berbicara itu semakin lincah
Mereka bilang, jari itu berkoar
Ah, terlalu klasik jemari di atas tulisan

Pandangan yang begitu pekat
Entah dari mata hitam atau cokelat
Siapa yang peduli?

Kerinduanku pada sosok bayanganku
Aku bilang, sisi yang lain
Semakin terasa ketika mereka kembali

Ini hanya perasaanku saja

Mereka seperti artis yang siap menjadi boneka
Dan aku?
Akulah yang menulis skenarionya

Ini hanya perasaanku saja

Pertengkaran kecil yang membuatku muak
Siapa yang peduli?
Semua ini berawal dari waktu yang begitu cepat
Waktu yang memberikan kami sikap
Sikap akan awal dari pertemanan

Adikku, mungkin ini hanya perasaanku saja

"Kalau sudah ada persaudaraan, apa artinya pertengkaran?"

Kamu sudah terlalu lemah untuk menjadi anaknya
Aku tidak begitu yakin, kamu anaknya atau bukan

Kamu tidak memiliki nilai apapun di hadapannya
Sedangkan dia?
Ohh, dia sangat merasa sombong berhadapan denganmu
Kamu mau memukulnya pun tetap saja kau hanya menangis
Kamu hanya menangis, kamu ingat itu kan?

Disini aku hanya bicara tentang perasaanmu saja

Aku pernah melihat,
Ketika dia mengecup keningmu
Dan aku pun pernah mendengar,
Dia bilang, "aku sayang padamu"

Belum luput dari keharuan itu,
Dan aku masih saja menatap kalian
Kamu bilang dia tidak tau diri
Mengapa? Mengapa? Ada apa denganmu?

Kamu berteriak padaku
Berteriak di samping telingaku
"aku benci dia"

Aku tetap bertanya padamu sampai kamu menamparku sekali
Kamu menangis. Bersujud di tengah lapang. Kamu menangis
Aku tidak mengerti apa perasaannya sekarang
Dalam tangisnya, aku merasa betapa perihnya hatimu
Benar begitu?

"Siapapun kamu. Ibu tetaplah ibu. Surga tetap ada di telapak kakinya"

04/09/11


Lagi. Aku bertemu dengan wanita itu
Di rumah singgah yang sempat aku palingkan

Ia menolak, selalu menolak
Bu, ada jalan lurus di sana, kita kesana yuk!
Ia tersenyum, selalu tersenyum
Bu, aku sayang banget sama ibu
Ia akan tertawa ketika aku pergi meninggalkannya

Aku pulang dengan membungkus kekecewaan
Tapi esok,
Aku pasti kembali ke rumah singgah itu
Hanya untuk mendengar tawa terakhirnya

"Potonglah jalan menuju persinggahan terakhirmu, jika kau merasa akan hidup selamanya"

27/08/11



Langkahnya terhenti ketika badai itu tak lagi menamparnya
Ayunan kelopak matanya memberi kesan baik pada Sang Pencipta
Nafas yang semula teratur kini menjadi sangat sangat sulit

Cahaya kuning di langit dari lingkaran yang tak sempurna
Ia berharap cahaya itu memberikan musim terbaik untuk esok

Panggung yang berpesan
Debu tebalnya seakan melambai
Ia tak lagi suci seperti dahulu kala

Ia menggiring malam pada cahaya yang bersahaja
Menatap sebuah bantal malam, bekal untuk malam selanjutnya
Malam esok tak akan sesederhana malam ini

Ia lupa bahwa hari ini adalah hari yang pendek untuknya

Mimpi ini tak akan pernah salah untuk diwujudkan olehnya
Seperti punggung para lelaki di bawah lampu pijar
Sesempurna kedamaian dalam kehancuran yang berkesempatan

"KISS (Keep It Short and Simple), guys!"

16/07/11



Kata orang,
Waktu adalah pembunuh ulung yang setia menemaniku
Terkadang aku takut jika pembunuh itu lelah membunuh
Di ujung kelelahan itu,
Akankah masih ada harapan?

Mungkin di waktu yang lalu
Aku pernah menantang hidup dengan separuh waktu
Mengejar sesuatu yang antara ada dan tiada
Tapi bukankah masih ada sekarang dan nanti?

Dalam waktu dekat kala aku mengejar mimpi
Ada satu tangga kehidupan yang belum sempat aku pijak
Aku sempat sakit memikirkan anak tangga itu
Sampai pada saat itu,
Waktu berhasil membunuhku

"Sang pembunuh itu biasanya senantiasa di sampingku. Membunuh semua egoku untuk berhenti sejenak di tengah jalan hidupku. Kali ini pembunuh itu benar-benar membunuhku"

05/07/11



Keterikatan hati ini berawal dari kesalahanku
Aku lahir di tengah riaknya arus kecemburuan
Aku sempat berfikir dan berdo'a
Haruskah aku jatuh bersama tangis kekecewaan?
Ya Allah,
Aku ingin merasakan makna keadilan dalam cinta

Lihatlah seseorang di sebelahku ini
Hatinya rapuh ketika kau campakkan
Air matanya tak tertahan
Ketika bara api membakar relung hatinya
Karena siapa?
Karena kau!

Tataplah seseorang di depanku itu
Terlalu munafik di katakan ia tak punya hati
Ia pernah merasakan sakit pada sudut hatinya
Tapi ia tetep mencintaimu
Tetap mencintai kau!

Lalu bagaimana denganku?

Ketika cinta terbang bersama sajadah kesucian
Aku bisa memahami apa arti sebuah keadilan

"Cinta butuh keadilan, Sayang"

24/06/11



Semuanya lenyap seketika
Tidak ada lingkaran proses
Tidak ada segitiga waktu

Dimana kalian?
Mengumpat di balik tangisan kami?
Menertawakan di balik kegelisahan kami?
Atau menangis juga bersama kami?

Kami yang tertatih membuat semuanya bangkit
Pertama kalinya menangisi sesuatu
Apa yang kalian tau tentang kami?
Hanya orang-orang yang sering mengecewakan

Muak
Letih
Kecewa
Sakit

Pemikiran labil yang sering di caci kalian
Cukup kami berdiri dengan kerapuhan sesaat
Kami mengerti artinya motivasi
Kami tak ada upaya karena hitam di atas putih
Kalian tau apa tentang kami?
Hanya orang-orang yang banyak meminta

Kami menunggu uluran tangan-tangan itu
Sekalipun tangan-tangan kalian
Kami tidak gila harga diri
Kami hanya gila persaudaraan

Ya sudah
Lihat episode selanjutnya
Bertahan hidup atau akan mati?

"Kerapuhan itu sudah tertolong karena kepergian kalian. Terimakasih"

22/06/11



Satu yang terkasih menjadi bayang nyata dalam nada kehidupan
Satu jam saja berada dalam alunan kata-katanya
Bahagia ini mengakhiri semua lara dalam keruhnya salju
Biarkan ia tetap menjadi bidadari kecil di ruang yang berbeda

Aku selalu saja tak bisa berkata tentangnya
Terlalu di cintai untuk di ungkapkan

Aku mengenalnya
Selalu memberi nafas terbaik di setiap kejarannya
Tangan rapuhnya menjadikan hatinya selalu kuat
Senyum lembutnya memberikan makna untuk orang lain
Satu yang tak pernah akan terlupakan darinya
Aku selalu ingat jeritan manjanya
Tapi itulah sisi lain dari ketegarannya
Bukankah setiap orang berhak mempunyai 2 sisi?

Duhai sahabatku, sang pengukir jalan surga
Jari ini sangat sulit untuk penghapus namanya
Nama yang jatuh dari mata air kehidupan
Biarlah jari ini terus menggenggam namanya

Dalam hadiah nanti yang di bawa oleh malaikat
Aku menitipkan sepucuk surat untuknya
Surat itu tentang kita
Aku ingin dia mengingatku
Yang mengingatnya
Selamanya

Dari yang selama ini membuatnya menangis di setiap malam
Hembusan maaf ini aku kirim bersama puisi tentangnya
Genggaman tangan pertanda terimakasihku
Aku mencintainya karena Allah

"Teruntuk Salsabila Zakiyyah, sahabatku."

14/06/11



Satu tahun bukanlah sekejap waktu dalam tarikan nafas
Aku mencoba menyatukan kepingan hati ini pada mereka
Sangat perlahan karena aku takut untuk sakit

Dalam darah-darah kami sudah mengalir
Aromanya menghangatkan hati-hati kami
Terlalu lembut untuk di sentuh
Terlalu dalam untuk di renggut

Mereka memandang, membuka tira-tirai relung ini
Membiarkan aku berjalan di tengah-tengah mereka
Mata-mata itu tersenyum menghormatiku
Dengan segenap takut, aku berhenti di sisimu

Aku memanggilnya
Duhai yang terkasih
Tersungkur keimanan ini melihat kekecewaan
Menangis dalam luka di tengah riak hujan
Berhentilah mengejar waktu mundur
Bukankah kebahagiaan ini sudah dalam genggaman?

Sembilan bidadari
Mereka memanggilnya HAURA
Bersama satu ibu peri
Mereka memanggilnya KHANSA

Sulit dilupakan dan takkan terlupakan

"Hal yang paling ku benci adalah ketika mereka tidak menyadari bahwa aku sangat mencintai mereka karena Allah"


Senyum ini mungkin sumber kehidupan kita
Tak ada air mata kesengsaraan menyayat kita
Berpaling untuk sebuah kebahagiaan adalah pilihan kita
Wajah muram menjadi bersinar karena hati kita

Dunia ini milik kita
Takkan ada lagi sebuah ungkapan
"Jika kau memeluk pelangi
Mungkin aku akan terbang bersama awan
Hanya untuk membuatmu cemburu"
Takkan ada lagi ungkapan itu
Ungkapan yang murahan

Malam ini akan berbeda dengan malam kemarin
Sebuah kisah yang takkan kita tangisi
Sejuta rasa bergelora dalam tawa kasihmu
Dan ini tentang kita

Jikalau memang ini harus berakhir
Aku ingin kita memulai lagi
Mau berjanji?

"Berjanjilah akan bahagia selamanya. Selama itu pun kalian membahagiakan kami"


Gadis, maafkan aku
Dan ia pun meninggalkanku
Selamanya

Segores luka adalah cacat dalam hidupku
Ketika maaf terganti oleh jasad tak bernyawa

Dalam kegelapan, dia bernyanyi
Nadanya terdengar seperti tangisan
Mungkin ia sedang berdo'a
Meminta kejutan layaknya keajaiban
Ah, sebentar
Kalian tertipu oleh melodinya
Ia tak menanyanyikan nada-nada
Tapi.. Tapi.. Tapi..
Ia merintih kesakitan
Dengarkan sedikit melodinya itu
Kalian dengar? Apa yang kalian dengar?

"Gadis itu tidak sempat mendengar maafku"

05/06/11



Ketika kalut menjadi jalan yang harus ditelan
Gelompang pertanyaan menyambar telingaku
Entah dari mana asalnya perang ketiga ini
Keegoisan membutakan keimananku

Pada waktu semua menonton
Aku yakin ini bukan saatnya
Mereka pikir ini akan monoton
Tapi kejutan akan menertawakan mereka

Labirin kemarin tersapu cinta
Pembatas itu hilang dengan setan-setannya
Secercah cahaya itu menjadi matahari
Dan sinarnya untuk aku
Aku akan menjadi orang yang baik

"Perdamaian membawa nafsu makan"

28/05/11



Jatuh
Tertawa
Bangkit lagi
Seperti bayi belajar jalan

Bermain
Ada yang curang
Bertengkar
Seperti bocah dengan teman barunya

Belajar
Persaingan
Pemain dan penonton
Seperti remaja yang mulai berperan

Memberi
Menerima
Berterimakasih
Seperti teladan bagi yang lain

Mereka tidak tau letak salahnya
Mereka juga tidak mengerti
Mereka pikir kami pintar?
Wow, mengagumkan!

Perlahan membuahkan satu hasil
Entah kesuksesan atau kegagalan
Satu yang pasti
Semua akan baik-baik saja

Waktu kali itu
Ketika semuanya baik-baik saja
Datang sebuah kisah
Maksud mereka
Sandiwara

Sensasinya seperti drama musikal
Atau dongeng?
Ah, mungkin sinetron religi?
Kami berpikir
Ini kenyataan

Mereka bilang
Ini pembunuhan berantai
Ah, monoton

15/05/11



Rentang waktu membawaku
Ke langit biru
Penuh haru, penuh malu

Segala dusta yang memabukkanku
Indahnya dunia tak lagi mempesona
Karena salahku pada mereka
Atau memang ini yang namanya karma?

Ku sandarkan tubuh ini
Pada hari-hari

Kini ku berkaca pada air yang berlari riang
Diriku terlihat kabur
Tak lama
Air itu berhenti berlari mengejar cahaya
Air itu seakan melumpat ke arahku
Membasahi seluruh wajahku
Ah, air itu mengajakku berwudhu

Air menuntunku untuk berdo'a pada Suatu Zat
Setelah selesai aku dicinta oleh Zat itu
Aku merasa aku sangat bahagia
Aku bahagia..
Aku bahagia..

Tak sanggup ku berkata apa-apa
Terimakasih duhai Maha Cinta

03/05/11



Budaya para pencuri intelektual
Pencuri tua tak ingat usia
Tak mempunyai hati ataupun akal
Memikirkan masyarakat Indonesia

Sulitkah melawan korupsi?
Membuka hati yang lama terkubur
Terkubur karena aura jas hitammu

Sebuah pesan
Bernama tanggung jawab
Di abaikan demi sebuah kartu hijau
Yang akan di bawa
Sampai kelak putaran waktu kubur

Berawal dari sebuah niat
Menjadi arti kejujuran

Wahai pemimpin yang ditunjuk Tuhan
Tak malu pada seorang nenek di pinggir jalan?
Tak malu pada muda mudi yang menuntut ilmu?

Haruskan yang muda yang memberi contoh?

Pemuda bangsa
Siap menggantikan jasamu pada negeri
Karena jiwa yang jujur
Siap memberikan yang terbaik pada negeri

Satu nama
Bernama Indonesia
Ayo, katakan untuk tidak KORUPSI!

02/05/11



Sebuah rangkaian kata hati
Alunan cerita kehidupan
Tumpahan sejuta rasa
Bergejolak dalam jiwa

Oh puisi
Butiran cinta ini yang akan menuntunmu
Segenggam waktu yang telah kembali
Dan semua cerita tentang dirinya

Biarkan semua menari bersamamu
Walau itu terlihat semu
Walau itu terdengar palsu

01/05/11



Teriakan dari bayangan besar itu membunuh pandanganku
Pilu hati yang kini bergetar ketakutan antara mereka
Membisu dalam ruangan kosong menunggu tertidur
Hasrat terpejam kalah akan kebebasanku

Akulah pendengar yang selalu berjanji untuk setia
Yang terbaik sepanjang hidup mereka
Namun lihatlah aku yang sungkan hidup dan mati
Berada dalam kesengsaraan di atas kemarahan mereka

Ya Allah
Bolehkah ku buat telingaku tuli akan teriakan pembunuh
Bolehkah ku pejamkan mataku sekali saja dan untuk selamanya
Bolehkah ku buat mereka terdiam atas kekuatanku

Izinkan aku membelah teriakan-teriakan itu sebagai suatu sinar
Sinar kedamaian penuh kehangatan di hati dan jiwaku
Izinkan aku merubah nerakaku menjadi surgaku

Sungguh, ini yang dirasakan olehku
Ketika senyum tidak pernah terciptakan

13/04/11



I live because of You
I run to see You
I love You

When You call my name
I came to You
You've given me so many love letters
The most beautiful love letters in my life

I always pray every night
About a love letter from the Supreme Love
Under overcast condition because little light
Full of fear and hope will be your love

Calling for You is a command from lover
Love letter from You is to guide my life
It's about Allah and The Al-Qur'an

Finding the meaning of love
Until I see a promise
I'm happy to be a significantly fall in love
Because I believe Your promises

God will not betray me
Because I belong to Him

Look who's shining
God has kissed
Love has arrived at the earth
God is in love

I hope, we became lovers forever

19/03/11



Aku dengar
Cinta berbentuk hati adalah sebuah amanah
Benarkah itu?
Mungkin, kata insan yang di sana

Cari saja makna sebuah cinta
Sampai kau melihat sebuah janji
Tak kah kau dengar itu?
Lakukanlah apa kata hatimu

Neraca perasaan ini tak mampu menahan cintamu
Akankah kau mengerti arti bertahan dalam pengorbanan?

Aku manusia biasa yang tak luput dari noda kehidupan
Tak mampu ku raih cintamu untuk sebuah kenangan
Aku katakan, aku tak bisa memelukmu
Aku takut terjatuh pada cinta signifikan
Karenamu

Tolong, hentikan permintaanmu

27/02/11



Hikmah dari sebuah jalan kehidupan seseorang
Terkadang terdengar sebuah kisah usang
Disini
Dia membuktikan bahwa hikmahnya
Dapat di ambil sekarang dan untuk ke depan

Laju suaranya yang seakan berteriak
Memiliki tujuan yang sempurna
Memiliki suatu komitmen penuh pesona
Memiliki karisma yang tak bisa di miliki orang lain

Dia mengenal bidadari-bidadari dari surga
Entah takdir bernama apa ia bisa menjadi bagian dari sana
Taukah ia?
Bahwa bidadari itu miliknya yang pernah ia impikan

Virus mulai menyandarkan racun ganasnya
Galau, lemah, gelisah
Menangislah ia di tumpukkan kertas kehidupan
Tujuannya menjadi seorang pemimpin
Seketika terbakar menjadi abu yang tak berpesan
Tapi tentu berhikmah

Sadarkah hikmah itu tak selalu tersurat?
Sadarkah abu yang tak berpesan adalah sebuah jalan?
Sadarkah virus itu bernama pilihan?

Bidadari-bidadari surga itu hanyalah cermin
Cermin biasa yang hanya bisa memantulkan wujud siapa dirinya
Tapi pantulannya itulah yang luar biasa
Terciptalah sebuah perubahan atas segala izin Allah
Dan jangan pernah beranjak dari sisi-Nya
Jika perubahannya membuat Allah jatuh cinta padamu

07/01/11


Bibir rembulan dari perawan emas
Tersesat dalam matamu
Jiwa tertanam kapas
Akan mutiara dalam batu

Angin suci sang rantai perak
Terkunci dalam pintu hati
Terperangkap dalam pelukanmu
Oh tinta-tinta cinta

Cahaya rembulan dari pelangi
Pantulkan laut emas
Kecupan hati untuk suara jiwa
Jeruji besi di langit malam
Lubang di atas sajadah

Teman Lila