27/05/15

Judul di atas itu bener-bener harus di pikir panjang. 3 cerita di bawah ini seharusnya mampu menjadi bahan renungan Lu yang baca ini. Gue ga maksa Lu harus sepakat sama apa yang Gue bilang. Tapi rasanya kalo ada perbedaan pendapat atau sudut pandang, mungkin kita bisa duduk di tempat dan waktu yang sama. Gue cukup terbuka sama hal-hal baru. Bahkan karena terlalu terbuka, Gue bisa berkawan dengan 3 jenis cowo macam ini di sudut daerah sana.Check this out!

26/05/15

Sudah pernah kutinggalkan satu buah apel di mejamu
Dan kamu bawa pulang tanpa bertanya dari siapa apel itu

Lalu aku lupa
Tentang apel itu
Dan juga tentangmu

 
Hari semakin senja dengan angin panas yang menari
Dan kamu mulai menyapa dedaunan sebagai saksi bisu

Di pagi yang cerah,
Kamu menggenggam sebuah apel
Dan memberikannya padaku dengan senyum ramah
Tetap tersenyum sambil memastikan aku menerima apelmu

Hambar,
Ingat, kan?
'Lalu aku lupa
Tentang apel itu
Dan juga tentangmu'



"Katamu, aku bagai permata yang hanya bisa dimiliki oleh konglomerat.. Memangnya kamu bukan konglomerat?"

03/05/15


Dedaunan yang berserakan itu
Ku coba rangkai menjadi mahkota
Bertahun lamanya hingga dapat dipakai
Cantik dan sempurna hasilnya, karena cinta

Kini mahkota daun dalam genggaman yang lain
Ku lihat beberapa daun mulai melepaskan diri
Dalam sepi ku coba untuk mengikatnya kembali
Ah, mereka rindu tanganku. Ya, tanganku..

Mereka mencaciku sebagai perangkai yang tak bertanggungjawab
Yang tidak memiliki rasa kasing sayang
Yang tidak mau berkorban demi mahkotanya
Aku hanya bisa menjawab :
Jangan tanya sayangnya sebesar apa
Pergilah,
Maka dedaunan itu akan bertemu perangkai yang lebih pandai

Teman Lila