20/11/13

Ngeluh kerja sendiri?
Ragu dengan prinsip amal jama'i?

Lil, dakwah emang barengan, tapi nanti ketika di hisab itu sendirian!
Apa yang bisa lila bawa?

Tangisan penyesalan?
Basi!

19/11/13

Lidah itu melukis luka
Perihnya terasa tiap kedipan mata
Aku berenang dalam kabut dosa
Merangkak pada sudut yang tak serupa

Nikmat sekali proses pembunuhan
Melihat kekacauan sendirian
Mendengar ledakan benci sendirian
Merasakan pilu juga sendirian

Tak ingin berbagi
Aku tak ingin berbagi
Cukup sudah biar aku yang mati


27/08/13

Aku tidak pernah memaksa

Ketika mata itu lelah memandang
Jika memang harga lirikan itu begitu tinggi
Atau kenangan di bola mata itu sudah hilang
Aku rasa, tak ada lagi yang mesti mengerti

Aku pulang,
Aku tidak pernah memaksa

21/08/13


Dia yang mendengarkanku membaca ayat suci Al-Qur'an
Di tengah kesibukan lain yang mencuri perhatian
Dia yang memberikanku senyuman tulus saat aku mengakhirinya
Lalu menyatukan satu lututnya pada satu lututku
Saat itu matanya beradu dan tertutup, hitam

Obrolan dewa yang seringkali tersibak pada satu makna
Tersirat, hanya dia dan Tuhan-nya yang mengetahui
Beberapa kali rasa nyaman ini melebihi rehatnya bulan

Aku tidak berani mencoba melangkah lebih banyak dari ini
Terlalu lama untuk ku pahami siapa dan bagaimana dirinya
Cukup semudah ini usaha mempertahankan waktu dalam genggaman
Aku semakin sulit beranjak ketika tangannya mendekat

Rasa sabar itu yang membuahkan rasa penasaranku padanya
Canda itu yang menjadikan jalanku untuk menebak jawabannya
Hasilnya? Aku harus membersihkan isi pikiranku darinya
Aku tau ia mendekat untuk berpamitan..

Datang dalam relung yang berisi, lalu menggeser batu kramat
Mengguyur tawa pada balutan hati, di samping menunggu hari
Bersiap pergi lagi tanpa menggeser kembali batu kramat tadi
Namun menyisakan sedikit harapan komunikasi yang mungkin terlupa
Bisa saja, kan?

Aku tidak akan menghalangi segala harapan, cita-cita dan hasil do'a-nya..
Aku hanya meminta caranya berpamitan denganku dengan sangat bijak,
Ayo. Sebelum semuanya dirasa terlambat sehingga ada waktu untuk saling mendo'akan

Pergilah, aku takkan menghitung hari
Janji.

24/06/13

Merengek dalam lembaran yang katanya semakin ramai ini
Rasanya sulit untuk hilang dari rekaman antusiasnya seseorang
Hari ini aku dibuatnya kaku -lagi- karena karya mungilnya
Jelas bukan untuk diriku, tapi aku merasa sangat tertampar

Tidak akan pernah
Aku terus mengetuk hatiku sendiri untuk tidak akan pernah
Tidak akan pernah
Tidak akan pernah untuk melupakan apa yang terjadi

Tapi warna-warni kehidupan yang katanya aku lupakan
Terus memaksaku untuk tidak berlama-lama dalam kebutaan
Lapisan air jernih ini ternyata menutup rasa syukurku

Baik-baik di sana bersama burung-burung surga yang lain
Terlalu banyak coretan manja yang terbaca beberapa pasang mata
Ku harap, karang yang tegar itu mulai mencair
Dan airnya bisa ku seduh dengan harmoni beserta semangat baru


"ku temukan lagi saudara yang mempunyai jiwa setegar karang.. tapi ini beda, dia tak memiliki warna yang bisa dilihat, tak memiliki rasa yang bisa dicicip, dan tak memiliki wujud yang bisa diraih. dan dia memiliki karya yang bisa dinikmati bersama secangkir kopi."

Terlalu kelu mulut ini untuk bicara dengan benar
Aku tak pernah terpaksa untuk jalani untaian kata palsu
Walau itu menjadikanku seorang yang tidak mudah dipahami
Walau itu menjadikanku seorang yang tidak mudah didekati

Sedikit tertawa jadinya,
Bayangan yang seharusnya tak berbayang
Dan kini aku takut itu jadi kenyataan
Tentang aku dan kamu
Yang bicara tentang 100 impian yang ditulis
Untuk ditukar
-ambigu-

19/06/13

Maksiat yang menenggelamkannya pada lamunan maya
Memaksanya untuk melontarkan kalimat yang sederhana
Tapi berakibat penyesalan tak kurang dari sebulan
Karena apa?
Karena ketulusan itu tidak pernah bisa berpura-pura
Karena satu kebaikan itu akan jadi pintu kebaikan yang lain
Karena adanya persaudaraan yang didasari cinta itu

Air mata pendosa takkan pernah termaafkan pada satu senyum dari orang lain
Setiap malam,
Setiap kali teringat kebaikan yang diabaikan itulah, ia akan beruraian
Ucapan maaf itu ragu tersampaikan padamu di atas makam hati
Ragu akan rasa tulus itu buram terlihat olehmu
Ragu akan rasa kebaikan yang belum juga menjadi pintu untuk kebaikan lain
Ragu akan kebenaran persaudaraan yang mereka jalin berdasarkan cinta

Ia mengakui bahwa ia bukan adik yang baik untukmu
Ia ingin bunuh diri kala kau membuatkan puisi untuknya
Puisi yang kau letakkan paling depan
Dan dengan tulisan kasih,
"untuk adikku tersayang.."

Pahit,
Sangat tidak rela ia tak sanggup memelukmu dalam kejauhan alam
Bahkan ketika jasadmu terakhir kali ada di depannya
Ia hanya bisa memegang pundakmu
Lalu berkata, "aku mencintaimu karena Allah.."
Dan ia tak bisa lagi melihat senyummu
Tak bisa lagi melihat wajahmu yang sumringah ketika sampai rumah
Tak bisa lagi menulis impian bersama
Tak bisa lagi bertatap muka dan bicara tanpa suara, melainkan dengan hati
Tak bisa lagi..

Ya, seringkali kau bilang dirinya adalah sosok yang paling cengeng
Dan itu benar-benar sikap permanen yang akan ia jaga sampai ia mati
Percayalah,
Ia ingin sekali bertemu dengamu walau lewat mimpi malam ini
Hadirlah..
Datanglah..
Bawa sinar putih yang selalu menemanimu di sana
Titipkan sepatah atau dua patah kata untuknya
Agar kelak ia bangun, ia paham bahwa kau memaafkannya



"rindu ini tak pernah berwarna lagi semenjak kau tak ada.."

10/06/13

Malam yang membisu
Semuram aku yang hatinya terkoyak

Berjuta lukisan ku gambarkan dalam mimpi
Beribu pena ku gunakan dalam mimpi
Agar kamu hadir dan menemaniku
Walau itu hanya sekedar dalam mimpi

Sampai kapan?
Sampai kapan aku terus bertanya tanpa jawabmu?

Tolong,
Temukan aku dalam kesesatan ini
Bentak aku, pukul aku, dan ancam aku

Selama 17 tahun,
Aku menangis untuk tertawa
Bersamamu..
Kehampaan di bawah atap ratapan
Yang terkasih tak terjawab gelak tawanya
Sang Pencipta sedang membuatnya kuat,
-semakin kuat

Sujud malam ini menjadi malamnya
Do'a yang terlantun elok
Jangan berakhir..

Terisak dalam perjalanan berbatu
Melerai pertikaian batin pada dirinya
Tangan mengepal di balik punggung rapuh
Geram, mata pun terpejam
Untuk kembali membuka dan terus melangkah

Lisan ini diam
Pelarian utama
Lisan ini diam

"Ya, Allah.. Syukurku atas kesehatan ini.."

23/05/13

Arus candaan yang tak dapat ku pahami
Sekejap membuatku tenggelam dalam ketidakpastian
Aku tak suka,
Tapi, mungkin kamu suka..

Jari ini sudah tak tertaut pada namamu
Asaku jahat sehingga lemah dalam mengobati
Jatuh hari ini akan menyeret duka pada tahun ini
Ini tak adil bagiku..

2 titik di sana sama besar,
Juga sama kotornya karena kenistaan yang sama
Tak ada langkah yang dipertanyakan pada cinta
Bukti mana yang bisa menghapusnya?

Indah.. Semua terasa indah..
-di pelupuk mata-
Sesak.. Semua terasa sesak..
-di pelupuk mata-

"Tolong kirimkan cinta terbijak yang dimiliki malaikat untukku.. Biarkan ini halusinasi yang terindah yang ku miliki.."

22/05/13

Gelap pekat dalam balut gumpalan air pembekuan
Percikan kekuningan yang indah di pelupuk mata
Semilir angin menyekat bongkahan kesibukan duniawi
Hening, sekejap semuanya hening

Senja membiru
Sejuk membawa pada kesibukan duniawi
Retakan putih menyimpan rahasia pada Sang Raja
Riuh adzan menyerukan panggilan para hamba

Biru laut menjaga hangatnya pada putih kesucian
Merah Sang Raja ikut menghadiahi pada rumput yang menari
Sibuk, sibuk, sibuk
Rayuan mesra burung mengantarkan pada gumpalan air pembekuan

Biru keabuan samar-samar menyambut guyuran rintih tangisan
Termenung sang Raja menyudutkannya pada senyum yang tak terbalas
Merah saga menyundul suarakan pujangga pada kursi taman
Berpindah pada merah muda yang membuka senja

Jingga dalam senja,
Lukisan yang hidup ciptaan Illahi
Tempat napas ini meninggalkan air mata di atas langit
Saat potret kehidupan tak lagi bersemayam dalam hati

"Seharusnya kita pahami betul warna langit yang terus berputar setiap harinya.. Ada pesan singkat yang menjawab segala pertanyaan yang pernah kita lempar karena tak ada jawaban.."

19/05/13

"Pileuleuyan pileuleuyan
Sapu nyere pegat simpay
Pileuleuyan pileuleuyan
Paturay patepang deui"

"Saya pikir, makna dewasa itu bisa saja berbeda-beda, tergantung persepsi orang-orangnya. Tapi maaf, saya kecewa dengan makna dewasa yang bertolakbelakang dengan apa yang biasanya saya dengar. Mungkin apa yang biasa saya dengar itu salah atau bisa jadi saya yang salah. Saya harap implikasi dari makna dewasa yang saya masih ragu itu bukan mematahkan satu lidi dari ikatan sapu lidi, melainkan bersamangat dan selalu bergerak bersama lidi yang lain agar terus bermanfaat, sekalipun lidi itu tidak bertuan.."

Akulah yang paling manja diantara kalian
Merengak pada Tuhan untuk selalu dikuatkan talinya
Aku juga yang paling merasa bersalah saat dulu, sekarang, dan mungkin nanti
Membenturkan hati ini pada sesuatu yang pekat, hitam, dan kasar

Mungkin itu terlalu melambat, tapi bukankah yang tergesa-gesa itu datangnya dari syaitan? Terlalu kejamkah bila aku bilang ini sebuah proses yang perlu kita nikmati? Proses yang akan terus membuat kita kuat.. Proses yang membuat kita banyak belajar tanpa harus berguru pada seonggok nyawa.. Proses yang membuat kita yakin bahwa kita memang berkumpul karena jodoh..

"Saya paham bahwa ketegasan ini sama sekali tidak ada pada diri ini. Bisakah kalian yang melengkapi ini tanpa harus mengancam?"

Aku yang terlalu banyak berimajinasi dengan khayalan, sepertinya..
Aku coba hapus perlahan mimpi-mimpi itu dengan terus mengingatnya..
Bantu aku dengan tamparan setiap pekannya agar aku sadar..
Boleh dari kamu dengan diamnya atau dari kamu dengan tangisnya..

Allah.. Allah.. Allah..
Mungkin kita yang terlalu spesial..
dan
Mereka yang sangat spesial bagiku..

01/05/13

Berlarilah. Cepat, berlarilah..
Ya, tempat di sana yang mengambil semua hakmu
Nostalgia dan lamunan kemarin akan terlupa
Percaya padaku

Biar.. Biar yang lain menangisimu
Semua impian dan dendammu akan terbayar di sana
Bingkisan dalam balutan persaudaraan itu,
Bukan lagi sebuah pengikat bagimu, kan?
Aku yang melepasnya, ingat
Aku yang melepasmu sejak awal kau meminta

Dan sekarang kau berdo'a apa pada-Nya?
Menarikku dalam ruang yang sama sepertimu?
Ah!

Apinya sudah menyulut pada kulitku
Pannaaass
Geraaahh

"Mau ngopi sebentar, Sayang?"
"Ya, kamu bisa menggantikan sistem yang rusak, kan?"
"Kami butuh kontribusimu sekarang!"
"Amanah ini akan di bawa sampai kamu menghadap-Nya.."
"Bagaimana kalau saya hajar kamu sekarang? Mmm.. Pengurus tetap, deal?"
"Saya harap, 2 bulan lagi segera kabari saya, sebelum terlambat."
"Kita sayang banget sama kakak.."
"Berhenti urusin gw! Gw mau mandiri!"
"Kenapa sekarang lu cuek sama gw?"
"Hanya orang-orang terpilih yang dapet ginian. Sabar.."
"Dewasa.. Dewasa.. Dewasa.."
"Saya percaya.."
"Deadline satu minggu lalu, udah sampe mana?"
"Merapat dulu, baru ngomong!"
"Saya pusing.. Gimana kabarmu?"
"Dia bukan orang yang baik, selamat!"
"Ane ga bisa jadi temen yang baik, serius."
"Mba sibuk banget, liburan aja ga di rumah.."
"Jangan dzalim sama badan."
"Afwan, ya.."

Gelap.

22/03/13

Allah..
Penghambaan ini bentuk cinta tulus dalam balutan iman dan ibadah
Berharap bertemu dengan-Mu di awal kehidupan yang kekal

Allah..
Sujud syukur penuh kesucian atas rahmat dan berkah dari-Mu
Menyisakan rasa khawatir berkepanjangan atas amal sia-sia

Allah..
Lisan ini kelu saat tak lagi bisa mendekap 5 waktu bersama-Mu
Relakan hati ini untuk terus menyatu dalam persahabatan-Mu



Allah..
Allah..
Allah..

Kuatkan perjuangan menapaki jalan-Mu yang penuh dengan aroma surga
Jadikan kasih putih ini yang membimbing kami menuju cahaya sejati
Di mana telah terukir manis sebuah rasa yang takkan hilang
Karena jiwa ini mungkin haus akan terjunnya pahala yang berlimpah

Biar..
Biar kami dewasa di saat Engkau meridhoi pilihan kami
Biar kami amanah di saat Engkau merahmati keputusan kami
Biar kami nyata di saat Engkau menyayangi peradaban kami


"Taubat kami adalah permintaan awal untuk menapaki kesucian yang tak ternilai wangi dan bersihnya. Luluh lantahkan dosa yang dapat memberpaiki penghitungan kami kelak. Aamiin yaa robbal 'aalamiin.."

20/03/13



Entah kapan,
Saya mulai berani banyak menulis tentangmu

Rona jemarinya membuatku sedikit melahap hari
Tulisannya hidup seperti alur cerita yang terangkai
Retakan jedanya mampu hapuskan kaca yang berdebu
Terlabuh sudah pada kenyataan yang mulai menyatu

Sejuta nada tinggi mampu memotong langgam kenangan muda
Merah saga kini menjilat-jilat permukaan es yang tebal
Bait perubahan itu yang mungkin di sebut kesetiaan

Kereta pembawa pesan seakan bertakbir melihat keteduhannya
Dan demi putih di atas hitam,
Malam ini waktunya matahari yang bergeser, tidak meredup
Betapa bola mata ini membesar, menatap tajam
Mencoba menarik bulan yang urung tersenyum, tidak melihat

Yaaah,
Terlalu banyak warna kisah terindah, tanpa di sadari
Tak cukup untuk di ungkapkan dalam kata buaian manja
Harmoni, jendela hati


"when your friend tell me that you love me. That's a crazy time. The impossible event, but i want to see it. Haha, okay.. That's a joke."


Lagi,
Berteduh sejenak karena derasnya rindu..

Aku mencoba meyakinkan alur opera ini di pelosok mata
Benar-benar percaya diri
Kini mereka membangun lampu-lampu di jalan
Mencoba memberikan secercah cahaya di setiap tikungan yang berlubang
Benar-benar percaya diri

Aku merasa terhentak ketika mereka mulai bicara tanpa napas
Ini jebakan si keledai yang bodoh atau si kancil yang cerdik?
Ah, ya. Mungkin aku terlalu picik

Mereka memang tidak berada tepat di bawah lampu-lampu jalan itu
Tapi sorotan mata dan jilatan api kehangatannya
Tepat berada tempat ku berada

Lautan itu sangat luas, kan?
Dan akan terus meluas, kan?
Aku berusaha untuk menyampingkan dirimu, hari ini
Tertidur, walau biasanya bercengkrama
Terdiam, walau biasanya tertawa

Malam ini semangatku memuncak -bohong-
Mimpi ini membuatku tak ingin terpejam -bohong-

Sesekali rancangan masa depan ada di pelupuk mata
Membayangkan yang semestinya belum terbayang
Aku bertekad bulat malam ini
Kini 9 daftar impian harian sudah ku coret -bohong-
Tersisa 1,
Wajar tak terpenuhi semua, aku tak risau

Pilihan jalan yang melingkar bak roda
Mulai perlahan meranjak ke atas
Semakin kuat
Seperti aku
Hari ini, 20 Maret 2013


"Sebenernya, malam ini kamu tidak melakukan hal apapun, tapi malam itu kamu ada.."

13/03/13

Ku pikir, tanah lapang yang tak pernah di tengok itu
Adalah hamparan kesejukan fatamorgana kebahagiaan
Sesekali pernah mencoba berniat -hanya berniat-
Untuk menyentuh tepi fatamorgana itu dengan kedua tangan
Do'a dari malaikat mungilku itu ternyata sangat menyejukkan
Aku terhempas -masuk- ke dalamnya tanpa kontrak hidup di sana
Syukurnya, aku terlahir dalam keadaan buta, bisu, dan tuli
Dan betapa indahnya kala semuanya tak bisa dilihat
Tak bisa di ungkapkan
Tak bisa di dengar

Tunas-tunas harapan di sana sebanding dengan buntalan kekecewaan
Itulah pilihan hidup yang berlaku tanpa ada institusi peradilan
Aku sebagai rakyat baru yang setibanya sangat berharap dan diharapkan
Merasa -nantinya- akan cepat dikecewakan dan mengecewakan
Tapi itu pucuk dari segala kebahagiaan dan kesejahteraan dalam hidup
Aku tidak merasa keberatan, bahkan merasa ini sesuatu yang salah

"Permainan kecil ini sudah saatnya -harus- dihentikan. Panggilan di sana begitu keras dan menakutkan!"

12/02/13



Gemericik kebencianmu mungkin masih sangat deras
Bahkan begitu terasa kala tiba-tiba kau membanjur meledak karena amarah
Tepatnya, amarah dalam diam yang membuatku terpaksa menelan ludah
Tidak terasa apapun, apalagi pahit, sakit, atau segala jajarannya
Kecuali perasaan yang ingin membuatmu tersungkur
Karena apa? Karena aku sudah ingin berhenti merusak tebing itu
Aku tak sekuat tempatmu berpijak
Kini sikapmu semakin membuatku sulit untuk berdiri tegak, menyanggupimu
Aku tak bisa membedakan apa arti sebuah keramahan
Mungkin aku yang tenggelam dalam samudera kecemburuan
Tapi matamu banyak sekali keinginan
Dan sejujurnya, aku tidak pernah mengenali matamu
Seminggu ini kau benar-benar melakukan apa yang aku duga
Dan ku anggap itu adalah sebuah penghormatan untukku
Walau aku tau mengapa kau begitu
Juga tentang sebuah penghormatan yang temanmu bisikkan padaku
Sudah tergambar jelas di langit petang dan senja
Daun yang berjatuhan pun mengerti getirnya hari ini
Ku harap, malam segera berganti dengan pagi
Karena mungkin aku sudah siap mendaki tebing yang lain



"kamu : memahaminya tak semudah mengucapkannya. Dan maaf jika selama ini aku memberatkan nafasmu.."

15/01/13

Jika sampai cahaya itu mungkin tak kunjung padamu, sampai detik ini
Ia rela menjadi saksi atas cahaya-cahaya itu selama di dunia
Aku melihat mata tulusnya saat menatap sedih padaku atas bayangmu
Berikan kabar bahwa kau telah menjadi burung-burung surga di sana

Teman Lila