Mata Cicak
Hari pertama
Ku melihat dirimu berlari kecil
Menggoyangkan seluruh badanmu
Agar terlihat menarik di mataku
Hari kedua
Dirimu menghampiriku
Kita bertemu di satu tebing suci
Ah, kenangan kita
Hari ketiga
Tanpa dirimu yang lincah
Tanpa dirimu yang ramah
Walau tersimpan sejuta rasa tentangmu
Hari keempat
Aku tak berjumpa denganmu
Kau mengingkari janjiku
Kamu membuatku kecewa dan terluka
Hari kelima
Hari yang begitu menyiksa untukku
Aku tak melihat keceriaan matamu
Tak merasakan semua rasa untukmu
Hari kelima
Aku merasakan kau semakin jauh
Larian kecilmu seolah lambang
Antara waktu antara kita
Hari keenam
Pupus sudah harapan ku tentang mu
Cahaya mata yang selalu kau pancarkan
Sudah redup di makan waktu
Mata yang seringkali ku banggakan
Akan menjadi sampah lain waktu
Getaran akibat lirikan matamu
Akan pudar dan terhempas dari udara
Hari ketujuh
Aku mulai tak peduli pada dirimu
Yang mulai mendekati diriku lagi
Kali ini tatapan matamu
Ku serap lewat mata menuju hatiku
Ah, bahaya
Matamu kembali mengisi labirin hati
Entah
Aku melihat mata yang lain darimu
Mata keemasan
Seperti sebuah keikhlasan
Aku tidak bohong
Matamu begitu menyilaukan
Keemasan itu membuatku
Tetap rindu padamu
Walau aku tau
Dirimu tak sesempurna matamu
Ku melihat dirimu berlari kecil
Menggoyangkan seluruh badanmu
Agar terlihat menarik di mataku
Hari kedua
Dirimu menghampiriku
Kita bertemu di satu tebing suci
Ah, kenangan kita
Hari ketiga
Tanpa dirimu yang lincah
Tanpa dirimu yang ramah
Walau tersimpan sejuta rasa tentangmu
Hari keempat
Aku tak berjumpa denganmu
Kau mengingkari janjiku
Kamu membuatku kecewa dan terluka
Hari kelima
Hari yang begitu menyiksa untukku
Aku tak melihat keceriaan matamu
Tak merasakan semua rasa untukmu
Hari kelima
Aku merasakan kau semakin jauh
Larian kecilmu seolah lambang
Antara waktu antara kita
Hari keenam
Pupus sudah harapan ku tentang mu
Cahaya mata yang selalu kau pancarkan
Sudah redup di makan waktu
Mata yang seringkali ku banggakan
Akan menjadi sampah lain waktu
Getaran akibat lirikan matamu
Akan pudar dan terhempas dari udara
Hari ketujuh
Aku mulai tak peduli pada dirimu
Yang mulai mendekati diriku lagi
Kali ini tatapan matamu
Ku serap lewat mata menuju hatiku
Ah, bahaya
Matamu kembali mengisi labirin hati
Entah
Aku melihat mata yang lain darimu
Mata keemasan
Seperti sebuah keikhlasan
Aku tidak bohong
Matamu begitu menyilaukan
Keemasan itu membuatku
Tetap rindu padamu
Walau aku tau
Dirimu tak sesempurna matamu
4 komentar:
moy-moy nya suka gak tau diri. masa di kasih makan malah kocar-kacir.
kok puisi smw?
ahhahahhaha moi moi tulisannya!! jgn di rubah2 dong
ih tergantung amal itu mah :p
sama aku nurut kok hohohoho :D
iya puisi smwa, yang bukan puisi di blog yg beda aja
*padahal blm bat buat blog baru ahahhaha*
lebih suka sama mata kodok
ih bagusan mata cicak, nada
Posting Komentar
Bicaralah :D