Ketika malam itu
Kami hanyalah seorang bocah
Berusia 16 tahun
Yang seharusnya tidak perlu
Mengetahui sebuah sejarah tentang dirimu
Yang berusia 19 tahun
Entah perbedaan usia
Entah perbedaan sosial
Terungkapnya siapa dirimu
Kami yang meminta
Tapi terungkapnya aib dirimu
Bukan kami yang meminta
Kami berani bersumpah
Amarahmu telah sampai pada terangnya
Terang kami
Ketika kau goreskan segala geram
Kau tumpahkan pada dunia
Kami dapat membacanya
Busana yang dipakai pada tulisanmu
Terbaca seperti sebuah kelelahan
Akan kekuatan tabir
Yang sudah sempat memecahkan batu besar
Di eloknya labirin kehidupan
Ketika kau menadi seorang imam
Teriaklah pada dunia sebisamu
Kepalkan tangan sekuatmu
Tapi kami mohon
Rendahkan tanganmu
Agar kami dapat meraih
Telapak tanganmu
Yang bertaburan maaf
Kami meminta maafmu
Atas kelelahan dan amarah itu
Ini nyata bukan rengekan tipu
Tak perlu kami sebut namamu
Cukup dirimu yang merasa
Cukup kami yang mengingat
Namamu akan selalu terukir
Di sini
Di sebuah tali yang begitu erat
Bernamakan ukhuwah
Artikan puisi ini
Sesukamu
Kami pun akan menerima
Dengan tangan terbuka
Ya Allah, berikan puisi ini
Pada jiwa yang tenang
Pada seseorang yang telah lelah
Tersakiti hatinya
Ya Allah, saksikanlah hati-hati ini
Begitu terpojok
Begitu terasingkan
Begitu malu terhadap-Mu
Karena
Telah membuat banyak garis sayatan
Di hati salah satu Hamba-Mu