08/09/10

Untuk Jiwa yang Tenang


Ketika malam itu
Kami hanyalah seorang bocah
Berusia 16 tahun
Yang seharusnya tidak perlu
Mengetahui sebuah sejarah tentang dirimu
Yang berusia 19 tahun
Entah perbedaan usia
Entah perbedaan sosial

Terungkapnya siapa dirimu
Kami yang meminta
Tapi terungkapnya aib dirimu
Bukan kami yang meminta
Kami berani bersumpah

Amarahmu telah sampai pada terangnya
Terang kami
Ketika kau goreskan segala geram
Kau tumpahkan pada dunia
Kami dapat membacanya

Busana yang dipakai pada tulisanmu
Terbaca seperti sebuah kelelahan
Akan kekuatan tabir
Yang sudah sempat memecahkan batu besar
Di eloknya labirin kehidupan
Ketika kau menadi seorang imam

Teriaklah pada dunia sebisamu
Kepalkan tangan sekuatmu
Tapi kami mohon
Rendahkan tanganmu
Agar kami dapat meraih
Telapak tanganmu
Yang bertaburan maaf

Kami meminta maafmu
Atas kelelahan dan amarah itu
Ini nyata bukan rengekan tipu

Tak perlu kami sebut namamu
Cukup dirimu yang merasa
Cukup kami yang mengingat
Namamu akan selalu terukir
Di sini
Di sebuah tali yang begitu erat
Bernamakan ukhuwah

Artikan puisi ini
Sesukamu
Kami pun akan menerima
Dengan tangan terbuka

Ya Allah, berikan puisi ini
Pada jiwa yang tenang
Pada seseorang yang telah lelah
Tersakiti hatinya
Ya Allah, saksikanlah hati-hati ini
Begitu terpojok
Begitu terasingkan
Begitu malu terhadap-Mu
Karena
Telah membuat banyak garis sayatan
Di hati salah satu Hamba-Mu

8 komentar:

Ayyura assyita
8 September 2010 pukul 09.02

Makasi lila. :)
bahkan ini lebih baik dan lebih jelas maksudnya dari yang yura tulis.
Kata2 kita waktu itu memang na'udzubillah sadis.
Kalau orang itu ga maafin, langkah kita menuju wilayah bercahaya terancam berhenti.

Unknown
8 September 2010 pukul 09.05

iya sama onya hehe
iya, ini udah berusaha biar ga terlalu keliatan ahhaha
iya ih parah bgt ahhaha astaghfirullah
adduuuh, terancam jadi orang merugi heu

Ayyura assyta
8 September 2010 pukul 09.40

Mash jelas kok. Gatau deh, mungkin semakin jelas karena terikat (lho?)

kehabisan kata-kata maaf beneran.

Unknown
8 September 2010 pukul 09.55

hohohoho yaudahlah. kan udah di bilang kmren, afwan jiddan hhe

Anonim mengatakan...
16 September 2010 pukul 03.13

ehm,itu kenapa gambarnya si cowok bre*sensor*k?

Unknown
17 September 2010 pukul 05.47

ahhahha ini salma ya?
ahhahha kalo ngerti masalahnya, ga jauh beda sama tuh orang! hahaha

Anonim mengatakan...
19 September 2010 pukul 05.40

salma?
ohh... untung saya nggak ngerti masalahnya.

Unknown
21 September 2010 pukul 05.41

iya ngaku aja. cuma salma yg ngomong gtu ahahaha

-,-

Posting Komentar

Bicaralah :D

Teman Lila