Krismen
Tomcat hinggap di suatu masa
Kelam, suram, pada waktu malam
Mungkin ia hanya hinggap untuk beristirahat
Mengambil sebuah cerita dari negeri seberang
Kami mengerti
Wataknya yang tak bisa ditebak
Membuat pipi ini merah merona
Tomcat mendadak terkenal
Kami menoleh untuk melihat hinggapan lain
Wajah lesu yang jiwanya terombang-ambing
Tak menentu ke arah kemana ia bermain
Merasa di dunia ini tak ada rona Saing
Hey!
Lihat layar lebar yang ada di atas kepalanya
Lagi, sebuah lingkaran yang masih dipertanyakan
Membuatnya bahagia. Sangat bahagia
Namun kini,
Perlahan sisi lingkaran mulai keropos
Mulai menghilang tanpa izin
Dan dia mulai gila
Hati kami terpanggil karenanya
Namun kaki ini seperti kaku
Dia berteriak dalam videonya
Datanglah sosok "guru",
Atau biasa kami panggil "teman"
Mengusap kepalanya dengan lembut
Menggenggam tangannya dengan erat
Namun saat itu pun sang sosok benar-benar menghilang
Kami terpaku
Mengingat dua kata yang telah jadi sorotan
Mungkinkah ini sudah masanya?
Sebuah masa yang disebut..
Krisis mentor
Dia terdiam dalam tanya,
Kemana sosok itu akan pergi?
Sebentar atau lama?
Akan kembali atau tidak?
Mengingatnya atau tidak?
Ingat janjinya atau tidak?
Akan memenuhi amanahnya atau tidak?
Akan pergi bersama izinnya atau tidak?
Dia tertunduk lesu
Terus bertanya tanpa mencari jawabannya
Kami ingin menjawabnya,
Benar-benar ingin menjawab dari semua pertanyaannya
Duhai, manusia
Sosok itu akan datang kembali walau berbeda generasi
Dan sosok itu takkan pernah mati
Walau wajah ini akan berbeda kelak
Namun untaian kata yang terucap akan sama
Kami menyayangimu, wahai manusia
Kami akan menggantikan "guru" dan "teman"mu
Yang mungkin pergi untuk amanah lain
Ya, AMANAH LAIN
Kami terbang untuk meninggalkannya sejenak
Memanggil para "malaikat" untuk sejalan
Untuk memetik sebuah bunga kebahagiaan
Ingin bahagia bersama kami?
Ikuti kami,
Di jalan dakwah-Nya
Kami pun kembali bersama berjuta "malaikat"
Dia mulai merasakan kehadiran kami
Perlahan menghampiri
Sejak hari ini,
Sebuah amanah mengalir dalam tubuh kami
Kelam, suram, pada waktu malam
Mungkin ia hanya hinggap untuk beristirahat
Mengambil sebuah cerita dari negeri seberang
Kami mengerti
Wataknya yang tak bisa ditebak
Membuat pipi ini merah merona
Tomcat mendadak terkenal
Kami menoleh untuk melihat hinggapan lain
Wajah lesu yang jiwanya terombang-ambing
Tak menentu ke arah kemana ia bermain
Merasa di dunia ini tak ada rona Saing
Hey!
Lihat layar lebar yang ada di atas kepalanya
Lagi, sebuah lingkaran yang masih dipertanyakan
Membuatnya bahagia. Sangat bahagia
Namun kini,
Perlahan sisi lingkaran mulai keropos
Mulai menghilang tanpa izin
Dan dia mulai gila
Hati kami terpanggil karenanya
Namun kaki ini seperti kaku
Dia berteriak dalam videonya
Datanglah sosok "guru",
Atau biasa kami panggil "teman"
Mengusap kepalanya dengan lembut
Menggenggam tangannya dengan erat
Namun saat itu pun sang sosok benar-benar menghilang
Kami terpaku
Mengingat dua kata yang telah jadi sorotan
Mungkinkah ini sudah masanya?
Sebuah masa yang disebut..
Krisis mentor
Dia terdiam dalam tanya,
Kemana sosok itu akan pergi?
Sebentar atau lama?
Akan kembali atau tidak?
Mengingatnya atau tidak?
Ingat janjinya atau tidak?
Akan memenuhi amanahnya atau tidak?
Akan pergi bersama izinnya atau tidak?
Dia tertunduk lesu
Terus bertanya tanpa mencari jawabannya
Kami ingin menjawabnya,
Benar-benar ingin menjawab dari semua pertanyaannya
Duhai, manusia
Sosok itu akan datang kembali walau berbeda generasi
Dan sosok itu takkan pernah mati
Walau wajah ini akan berbeda kelak
Namun untaian kata yang terucap akan sama
Kami menyayangimu, wahai manusia
Kami akan menggantikan "guru" dan "teman"mu
Yang mungkin pergi untuk amanah lain
Ya, AMANAH LAIN
Kami terbang untuk meninggalkannya sejenak
Memanggil para "malaikat" untuk sejalan
Untuk memetik sebuah bunga kebahagiaan
Ingin bahagia bersama kami?
Ikuti kami,
Di jalan dakwah-Nya
Kami pun kembali bersama berjuta "malaikat"
Dia mulai merasakan kehadiran kami
Perlahan menghampiri
Sejak hari ini,
Sebuah amanah mengalir dalam tubuh kami
4 komentar:
d n_n b
waduh? a fillah?
COPAS
agus mengatakan...
Insya ALLAH, maafkan para senior antum. Sy sangat berharap antum menjadi salah satu pionir Mentor yang akan mendobrak mentoring di SMAN 6 Bogor. Jangan pernah menyerah ya, tetap berusaha mencari wadah untuk mengevaluasi ruhiyah. Saya yakin, sangat yakin SMAN 6 bukan hanya SMAN 6 tapi SMA di Bogor memiliki wadah mentoring yang DASYAT yang melahirkan kader-kader bangsa yang pintar dan Sholeh/ah. HAMASAH adik-adik! ALLAHU AKBAR! :D
uyeeeyyy :D
Posting Komentar
Bicaralah :D